Lima Perkara KEBAIKAN:
1. Kekayaan Jiwa
2. Menahan Diri dari Menyakiti Orang Lain
3. Mencari Rizki yg Halal
4. Taqwa & Tsiqqih pd ALLAH
5. Tak Pernah Ada Jalan utk Selamat dari Pergunjingan Orang Lain sehingga Wajib Bagimu Teguh pada Hal2 yg Bermanfaat Bagimu.
[Iman Asy-Syafi'i]

Dua PERATURAN EMAS:
1. Tak Ada yang Berlebihan (Meden Agan)
2. Kenali Dirimu Sendiri (Gnothi Seauthon)
[Delphic Oracle]

"Hidup yg tidak diuji adalah Hidup yg tak pantas dijalani"
[Socrates]

The Elder

Foto saya
aQ tak tahu bagaimana kata-kata bisa menjelaskannya,,yang aQ tahu hanya bagaimana aQ harus melakukannya.
Jadilah Temanku di FACEBOOK...:)

Mana Bisa Qtahu...

(copas dari suatu situs) Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta.
Adalah proses mendapatkan kesempatan,
ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya,


Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan
perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.



bagi yg menggunakan cinta dalam konsep pasangan,,metode ini benar juga salah,,benarnya singkat saja cuman kalimat "perkawinan adl kelanjutan dari cinta",,meskipun kebenaran tsb mshlah absurd krn apa?,,,simpel aja,,kan msh banyak perkawinan yg tdk didasari cinta namun seiring berjalannya waktu cinta itu tumbuh didalamnya,,,:),,,
lalu kenapa salah? krn siapa yg bilang kesempurnaan itu tak ada? siapa yg bisa menyalahkan jika saya menganggap pasangan saya sempurna menurut saya sendiri meskipun tidak bagi org lain?,,,ataupun siapa yg bisa menyalahkan saya jika saya menganggap pasangan anda jelek dimata saya?,,,yah,,inilah konsep sebyektifitas,,,pikiran/penilaian pribadi seseorg tak bisa disalahkan oleh siapapun dalam memandang sesuatu sehingga tak bisa juga disalahkan jika perwujudan konsep subyektifitas seseorg juga akan diapresiasikan secara subyektifitas pula pd pasangannya,,,namun dg masih menggunakan batasan kepantasan...
berikutnya,,jika konsep pencarian kesempurnaan hanya terbatas pd pilihan dari batasan per-persona maka bisa dibenarkan bahwasannya kita hanya tengah melakukan sesuatu yg sia2,,,krn bukankah pernikahan itu sebijaknya sudah bukan lagi sekedar proses pencarian?,,,lalu buat apa kita menikah jika kita masih saja terus mencari? terutama hanya sekedar mencari sebuah konsep makna kesempurnaan pd diri pasangan kita dg perbandingan yg tentu saja dari pihak lain?,,,
dg konsep yg seperti ini sama saja pernikahan kita tidak mendasar,,tidak memiliki alasan kuat dalam realitasnya,,,konsep seperti inilah yg membawa kita terseret pada faham ketidak puasan,,kebosanan & pembenaran sikap2 buruk kita thd pasangan kita...

Tidak ada komentar:

Yuhuu...;)