Lima Perkara KEBAIKAN:
1. Kekayaan Jiwa
2. Menahan Diri dari Menyakiti Orang Lain
3. Mencari Rizki yg Halal
4. Taqwa & Tsiqqih pd ALLAH
5. Tak Pernah Ada Jalan utk Selamat dari Pergunjingan Orang Lain sehingga Wajib Bagimu Teguh pada Hal2 yg Bermanfaat Bagimu.
[Iman Asy-Syafi'i]

Dua PERATURAN EMAS:
1. Tak Ada yang Berlebihan (Meden Agan)
2. Kenali Dirimu Sendiri (Gnothi Seauthon)
[Delphic Oracle]

"Hidup yg tidak diuji adalah Hidup yg tak pantas dijalani"
[Socrates]

The Elder

Foto saya
aQ tak tahu bagaimana kata-kata bisa menjelaskannya,,yang aQ tahu hanya bagaimana aQ harus melakukannya.
Jadilah Temanku di FACEBOOK...:)

Apakah Kita Sudah Tahu?

saya disini sebenarnya merasakan sebuah keanehan atau kejanggalan yg saya lihat,,,apakah kita sudah tahu,,dalam artian benar2 tahu,,mengerti,,paham? bahwa semua tindakan akan menghasilkan resiko? caused & effect,,,sebab akibat,,,aksi reaksi,,,dst dst...
mungkin dari kita semua bisa menjawab "tahu",,"mengerti",,bahkan mungkin "paham",,,tapi apa kita juga sudah ingat bahwa kita musti sadar bahwa akan ada dua (2) macam resiko akan kita dapat saat mengapply sebuah tindakan?
,,,batasannya tak semua orang mengerti,,i'm sure of it,,,

dua (2) macam resiko yg akan muncul itu adalah:
- Specified Predictable Risk (resiko khusus yg bisa diprediksi)
- Randomized Unpredictable Risk (resiko acak yg tak terprediksi)
nah,,saat kita melakukan sebuah tindakan kita selalu terikat pada batasan nalar realita subyektif karena apa? karena saat kita melakukan tindakan jarang dari kita mau mencari nilai obyektifitas dari pengaruh tindakan kita itu,,,istilahnya siapa sih yg mau capek2 bertanya pada "setiap" orang akan seperti apa pendapat mereka, sikap mereka jika kita melakukan ini dan itu?,,,kita terbiasa menilai sesuatu dari satu sudut yg diistilahkan sebagai dimensi attractive,,,tapi jarang ada yg mau menilai secara dimensi global atau dimensi akar (root dimensional),,,jarang ada kita yg mau sebelum akan melakukan sesuatu itu ijin,,,jarang ada kita yg mau mentang2 didalam lingkup privasi kita, kita mau menghormati org2 yg kita ijinkan masuk kedalamnya melainkan semata org2 lainlah yg wajib menghormati privasi kita,,,sehingga karena bentukan2 pribadi yg memiliki sudut pandang seperti ini meskipun seorg ahli yg memiliki titel berderet pasti takkan bisa menjadi seorg yg "universally smart",,,melainkan hanya akan selalu jadi seorg yg "commonly state smart"...
dari sinilah muncul kontra,,muncul perdebatan,,muncul pergeseran namun bukan dg sesuatu atau seseorg yg lain,,,melainkan pada diri kita sendiri,,,krn dari dimensi attractive hanya akan muncul persepsi nalar logis terarah yg mana akan membawa kita terbiasa berjalan didalam jalur & kala kita sedikit bergeser dari jalur tsb akan mengakibatkan pergerakan defensive module dalam nalar,,terjadi perdebatan seru dikancah batin yg mengakibatkan unreasonable accused thd diri kita sendiri,,,sehingga sering muncul pernyataan dalam diri kita yg selalu mencoba menenangkan batin kita sendiri,,,dg menolak keadaan nalar kita yg sebenarnya sebelumnya nalar kita sendiri yg menciptakannya,,,kita selama ini sering terjebak pada istilah2 kebebasan,,,tapi dg pemahaman resiko yg hanya terhadap satu sisi itu yg akan membawa kita dalam dilema buat kita sendiri,,istilahnya diri kita selalu mempersiapkan diri terhadap sesuatu yg sudah kita ketahui arah & tujuannya,,,namun karena kita tak pernah tahu "faktor X"-nya kita lupa bhw kita seyogyanya juga mempersiapkan diri utk itu,,,masak kita gak tahu sc? bukankah kita tanpa sadar sudah mengajarkan diri kita sendiri utk munafik?...(kalo soal duit & masa depan [materi] saja kita bisa tahu,,bahkan mau beribet ria merencanakannya,,masalah kedalam aja,,big fully circle ZERO)...;)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

betul sekali... sip.

kalau sudah begitu, rasa sombong, rasa paling benar sendiri... akan terkikis habis.

ternyata qt hanya... wayang/bidak catur.


kalau copy paste Muhammad s.a.w, "perbanyaklah istigfar...", tinggal mau laku apa tidak ? terserah pembaca.


salam..
arifbisri

L'wy Setyoko mengatakan...

yaaahh,,itu hanya keheranan saya saya saja koq mas arif,,saya sadar ternyata benar2 menakutkan jika ALLAH sdh menutup mata hati kita y mas? sampai2 meski kita sebenarnya mencari cahaya,,namun dg mata hati yg tertutup maka cahaya sebenderang apapun pasti takkan sanggup ditangkap oleh hati kita yg sempit ini...

salam jg bwt mas arif...

Yuhuu...;)