Dia...

saat pertama aku dihadapkan pada kenyataan bahwa aQ harus mengarungi hidup bersamanya aQ kecewa,,
hatiku berontak,,sesalkupun menggeliat,,bahkan aQ tak mau mensyukurinya,,WEGAH!!!...


namun ketika waktu berjalan hari berganti hingga menjadi tahun hidup dalam tekanan batinQ sendiri,,dalam perjalananQ semuanya berubah tanpa aQ sadari
semua yg kusangkal berbalik menjadi sebuah rasa syukur yg terbesar dalam hidupQ,,,
entah dari mana awalnya,,,namun aQ merasa dari penolakan2Q perlahan batinQ berjalan dgn sendirinya dalam mensyukuri sesuatu yg sudah diberikan-Nya padaku ini...

kehadirannya yg selama ini selalu menjadi momok dalam hidupQ perlahan luruh terkikis
oleh sebuah ke-naturalan sikap dari batin & rasaQ yg berdasar pada satu hal yg bisa dikatakan sdh seumur hidup aQ kukuhkan dalam hatiQ dalam candradimuka kisah2Q,,,yaitu "aQ butuh..."...
ya,, didalam penyerahan batinQ setelah lelah bergelut dg egoQ ber-tahun2,,,kesadaranQ mulai meracau ;
 ternyata, aQ berontak karena aQ tahu kekurangannya & bagaimana mengisinya
 ternyata, aQ menyesalinya karena aQ sadar akan keberadaannya yg akan selalu bisa mengisi kekosonganQ
 ternyata, aQ tak bersyukur krn aQ mengerti bhw hanya dia yg di beri tahu bagaimana aQ yg "sebenarnya"
 ternyata, aQ diberikan-Nya dirinya terikat dlm hidupQ karena hanya ...
 ......dia yg akan bisa membuatQ "bnr2" tahu arti bahagia &
 ......dia hanya "akan" bisa mengerti bahagia olehQ...
hingga pada akhirnya tak mampu lagi aQ menutupi rasa maluQ kepada-Nya,,dan akhirnya jg harus Q akui
bahwa "aQ hanya tahu apa yg aQ mau",,,namun hanya "Dia yg tahu apa yg Q butuhkan"...

dari sini semuanya didiriQ mulai berubah,,,dia adalah awal dari "segalanya",,,dia adalah kekasih yg sudah di
takdirkan untuk menemaniQ menjadi perantara pemahaman diri & batinQ...rantai penyambung pertanyaanQ itu sudah aQ temukan...